Minggu, 05 Januari 2020

TULISAN4 EKONOMI KOPERASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Saat seseorang memiliki sebuah visi dan misi yang sama maka mereka akan membuat suatu perkumpulan, dan jika perkumpulan tersebut semakin besar dan berkembang maka akan menjadi suatu organisasi, maka dengan kata lain organisasi adalah wadah bagi orang-orang yang memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama sehingga mereka saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tersebut.
Dunia saat ini terus berkembang kearah yang tidak dapat dipastikan, maka dengan adanya sebuah organisasi seseorang dapat bertahan dalam arus perkembangan dan perubahan dunia, karena hanya orang-orang terpilihlah yang akan bertahan dari pergolakan dunia.  Begitu pula sebuah organisasi, organisasi suatu saat akan mengalami perkembangan dan perubahan seiring berjalannya waktu.  Perubahan organisasi didasarkan untuk mengikuti perubahan dan perkembangan zaman, agar organisasi tersebut dapat bertahan dan dapat menjadi tempat orang-orang yang berjuang bersama untuk mencapai suatu tujuan. 
Kemampuan organisasi untuk berkembang ditentukan oleh kemampuan organisasi dalam menciptakan perubahan. Kemampuan organisasi untuk berubah ditentukan oleh seberapa orang-orang dalam organisasi tersebut dalam melakukan sebuah perubahan.  Maka jika sebuah organisasi memiliki orang-orang yang berkemauan keras dan semangat yang tinggi maka organisasi tersebut akan bisa melakukan sebuah perubahan ke arah yang positif, sekaligus untuk menghadapi arus perubahan zaman yang begitu kuat.

1.2 Tujuan
1.      Memenuhi tugas Mata Kuliah: Perilaku Keorganisasian yang diberikan oleh Dosen ibu Ummu Kalsum sebagai pelengkap nilai kami.
2.      Sebagai penambah pengetahuan tentang perubahan organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.      Pengertian Perubahan Organisasi
Meskipun telah diungkapkan berabad lamanya, pernyataan dari Heraclitus, "tidak ada sesuatu yang tetap atau permanen, kecuali perubahan itu sendiri", pernyataan ini dirasakan tidak pernah usang. Memang semua selalu berubah, tidak ada yang tetap kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan secara sederhana dapat diartikan sebagai "sesuatu yang berbeda dari sebelumnya". Dalam pengertian ini berarti ada sesuatu yang berganti, bergeser, atau berubah sejalan dengan berputarnya waktu.
Masyarakat senantiasa mengalami perubahan dalam segala aspeknya. Organisasi sebagai komponen dari masyarakat, juga tidak luput dari proses perubahan ini. Perubahan organisasi merupakan fenomena yang senantiasa terjadi sebagaimana masyarakat yang selalu mengalami perubahan. Perubahan organisasi dapat dipandang sebagai suatu variasi dari cara-cara yang telah mapan, yang selama ini berlangsung dalam organisasi dan selama ini dipergunakan dan ditaati oleh anggota organisasi dalam melakukan aktifitasnya dalam organisasi. Dengan kata lain, perubahan organisasi merupakan sesuatu yang berbeda dari apa yang selama ini ada dan telah berlaku dalam organisasi.
Kelompok yang ada dalam organisasi juga memainkan peran penting dalam merespon perubahan organisasi. Peran kelompok-kelompok dalam organisasi dapat berbeda-beda, misalnya, kelompok-kelompok dapat dipergunakan sebagai media perubahan (medium of change), kelompok-kelompok sebagai sasaran perubahan (target of change) dan kelompok-kelompok sebagai agen perubahan (agent of change). Ini semua menunjukkan bahwa kelompok-kelompok dalam organisasi memiliki peran penting dalam perubahan organisasi. Jika makin banyak pihak, baik individu anggota organisasi maupun kelompok-kelompok dalam organisasi, yang terkena dampak perubahan, maka secara keseluruhan, organisasi juga akan mengalami perubahan.
Sudah barang tentu respon terhadap perubahan itu akan berbeda-beda. Jika perubahan dirasakan memberikan kemudahan dan keuntungan maka perubahan itu akan cepat diterima, atau jika perubahan itu tidak secara langsung memiliki konsekuensi tertentu maka respon tidak akan diberikan, sebaliknya jika perubahan itu secara langsung merugikan, maka pihak-pihak yang dirugikan itu akan berupaya menolak atau jika mungkin melakukan perlawanan terhadap perubahan itu. Perbedaan respon atau reaksi terhadap perubahan dalam organisasi ini tidak didasarkan pada kenyataan atau fakta yang ada, tetapi lebih banyak ditentukan oleh persepsi yang dimiliki oleh para anggota dalam organisasi. Jadi dalam hal ini, apa akibat yang diterima sebagai dampak dari perubahan, adalah ditentukan oleh bagaimana para anggota organisasi itu melihat dan memaknai situasinya. Suatu perubahan yang berhasil merupakan perubahan yang memiliki kekuatan lebih besar untuk mengatasi penolakan dan perlawanan terhadap perubahan itu.
Perubahan-perubahan organisasi dapat terjadi pada tingkat individu, kelompok maupun bagi organisasi secara keseluruhan. Perubahan ini dapat berupa perubahan pengetahuan (knowledge change), perubahan sikap (attitudinal change) maupun perubahan pada tingkat kelompok atau organisasi (group or organizational change). Meskipun dapat dibedakan satu sama lain, namun perubahan-perubahan ini pada dasarnya saling berkaitan dan saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain.
Perubahan pengetahuan merupakan perubahan yang paling mudah terjadi dalam organisasi. lni antara lain terjadi melalui bertambahnya pengetahuan dan wawasan para anggota dalam suatu organisasi. Cara bagaimana pengetahuan ini berubah antara lain dengan membaca informasi (buku, data, dan sebagainya), maupun hanya dengan mendengar mengenai suatu informasi dari pihak lain yang mampu memberikan informasi baru.
Perubahan sikap merupakan perubahan yang lebih sukar dan lebih mendasar dibandingkan dengan perubahan pengetahuan. Struktur pengetahuan seseorang pada dasarnya berbeda dari struktur sikapnya. Pengetahuan seseorang bisa saja bertambah luas dan mendalam, namun sikapnya tidak selalu mengikuti perubahan pengetahuan ini. Hal ini disebabkan karena perubahan sikap menyangkut aspek emosi yang berubah, yang bisa sejalan dengan perubahan pengetahuan itu atau bisa pula sebaliknya. Perubahan perilaku seseorang secara individual jauh lebih sukar lagi dibandingkan perubahan pengetahuan dan perubahan sikap. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa perilaku seseorang secara individual tidak selalu sejalan dengan pengetahuan dan sikapnya.
Sebagaimana perubahan perilaku seseorang secara individual yang merupakan perubahan yang tidak mudah, perubahan perilaku kelompok jauh lebih sukar dan lebih rumit (complicated). Perubahan perilaku kelompok dan pada akhirnya perubahan organisasi akan berkaitan erat dengan perubahan norma-norma, kebiasaan-kebiasaan, dan secara keseluruhan "budaya" yang ada dalam organisasi itu akan berubah, dimana perubahan semacam ini merupakan perubahan yang sangat memerlukan banyak waktu.
Terdapat banyak cara bagaimana suatu organisasi mengalami perubahan. Adalah sangat tidak mungkin untuk menyebut berapa banyak cara suatu perubahan organisasi dapat terjadi. Namun yang pasti bahwa pada umumnya, ketika suatu perubahan terjadi maka pengaruhnya akan segera dialami tidak saja oleh bagian yang terkena secara langsung oleh perubahan itu, tetapi juga bagian lain yang berkaitan dengan bagian yang secara langsung terkena perubahan itu.
Adanya bermacam-macam cara dari perubahan organisasi, pada gilirannya akan menghasilkan masalah di dalam organisasi maupun terhadap lingkungan organisasi yang bermacam-macam pula. Sebagaimana tidak mungkinnya menghitung bagaimana cara perubahan organisasi terjadi, adalah tidak mungkin pula untuk menghitung banyaknya masalah yang timbul sejalan dengan adanya perubahan organisasi ini, demikian juga tidak mungkin dapat memperhitungkan kemungkinan reaksi yang muncul dalam merespon perubahan ini. Dapat saja satu perubahan akan mendapatkan reaksi tunggal, tetapi pada umumnya reaksi yang muncul merupakan reaksi yang beraneka ragam dari banyak anggota organisasi yang mengalami perubahan itu.
Pada setiap organisasi pada dasarnya selalu menghadapi suatu dilema yang berkaitan dengan perubahan organisasi ini. Pada satu sisi, organisasi memiliki tuntutan untuk selalu berubah agar dapat menjaga kemampuannya dalam berkompetisi dengan organisasi lain dalam persaingan yang makin ketat, juga dalam menerapkan teknologi dan metode yang lebih efektif dan efisien, serta dalam menjaga keseimbangan yang harmonis dengan lingkungannya. Disisi yang lain, organisasi juga bertahan terhadap perubahan atas dasar tuntutan menjaga stabilitas dan kepastian-kepastian yang dimilikinya, Hal ini nampak misalnya organisasi harus dapat menjaga kestabilan hasil (output), dapat direncana pengeluaran dan pemasukannya maupun menjaga integritas finansialnya. Disini organisasi mengalami dilema, bagaimana organisasi dapat mewujudkan tuntutan untuk selalu mengalami perubahan, tanpa harus mengganggu aktifitas operasional yang telah, sedang dan akan dilakukan.
Perubahan organisasi dapat terjadi sebagai akibat dari sebab dari dalam maupun sebab dari luar organisasi. Perubahan dari dalam organisasi itu terjadi, misalnya suatu kumpulan jemaat suatu gereja atau jamaah suatu masjid, mulamula berbentuk suatu kelompok kecil yang informal sifatnya dan memiliki aktifitas yang terbatas. Makin lama kegiatannya makin besar, jumlah orang yang terlibat di dalamnya makin besar maka dengan sendirinya organisasi itu akan mengalami perkembangan. Hal yang demikian dapat terjadi pada setiap organisasi pada semua bidang kehidupan. Dengan melihat organisasi sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain, maka perubahan pada salah satu komponen akan membawa pengaruh pada komponen lain dalam organisasi itu. Sebagai akibatnya, organisasi itu akan mengalami perubahan karena adanya perubahan yang terjadi pada salah satu komponennya dan perubahan pada suatu komponen itu berpengaruh pula terhadap komponen lainnya sehingga secara keseluruhan sistem dari komponen-komponen yang saling berhubungan itu mengalami perubahan.
Perubahan organisasi dapat pula terjadi karena adanya pengaruh dari luar atau dari lingkungan dimana organisasi itu berada. Suatu perusahaan yang memproduksi kosmetika misalnya, akan melakukan perubahan organisasi jika misalnya, pangsa pasar-nya mengalami perubahan. Jadi perubahan organisasi dapat terjadi sebagai akibat dari berbagai sebab, baik sebab dari dalam organisasi itu sendiri maupun sebab dari lingkungan dimana organisasi itu berada. Dengan demikian perubahan yang terjadi pada lingkungan dimana pengaruhnya terhadap organisasi maupun komponen-komponen dari organisasi sangat berarti, maka perubahan akan terjadi sebagai akibat dari pengaruh perubahan yang berasal dari lingkungan di luar organisasi ini. Oleh karena antara organisasi dengan lingkungannya terdapat hubungan timbal balik maka dapat dipahami perubahan pada organisasi maupun perubahan pada lingkungan akan terjadi saling pengaruh secara timbal balik diantara keduanya.
Perubahan organisasi akan memiliki pengaruh terhadap aktifitas organisasi, struktur organisasi, teknologi (peralatan) dan anggota (aktor) dalam organisasi. Pengaruh perubahan terhadap aktifitas organisasi, struktur organisasi, teknologi yang ada dalam organisasi maupun para anggota atau aktor dalam organisasi ini dapat bersumber dari sebab internal maupun sebab eksternal dari organisasi.
Perubahan yang bersumber baik dari dalam maupun dari luar organisasi memiliki pengaruh terhadap perubahan aktifitas organisasi. Sebagai contohnya, suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi suatu produk, akan mengalami perubahan aktifitas sejalan dengan perkembangan perusahaan tersebut yang makin besar, tetapi aktifitasnya juga dapat berubah karena pangsa pasarnya berubah. Perusahaan yang berkembang makin besar jelas memiliki aktifitas yang berbeda dengan situasi dimana perusahaan itu belum mengalami perkembangan. Demikian pula pergeseran pangsa pasar misalnya, sebagai sebab dari luar, akan berpengaruh terhadap aktifitas perusahaan tersebut.
Perubahan organisasi juga dapat berakibat pada perubahan struktur organisasi, misalnya dengan terjadinya perluasan, baik vertikal maupun horisontal, perubahan lingkup pengawasan dan tanggung jawab dan sebagainya. Perubahan organisasi yang menuntut terjadinya perubahan struktur secara horisontal tidak saja berakibat perlunya penambahan tenaga kerja, tetapi juga perubahan pada pembagian kerja, koordinasi, integrasi dan sebagainya, yang secara jelas menunjukkan terjadinya perubahan struktur organisasi. Demnikian pula perluasan vertikal juga membawa perubahan pada perubahan rantai perintah, pendelegasian wewenang, tanggung jawab dan sebaginya. Perubahan struktur organisasi akan sangat nampak jelas jika perubahan organisasi itu mengharuskan terjadinya perluasan, baik vertikal maupun horisontal.
Perubahan organisasi juga berpengaruh terhadap teknologi atau peralatan yang ada dalam organisasi. Sebagai misal, berkembang pesatnya kemajuan dalam bidang komputer akan sangat berpengaruh terhadap proses pengolahan data dalam organisasi, khususnya dalam proses pengambilan keputusan. Teknologi dalam organisasi segera akan dirasakan "kuno" jika dibandingkan dengan derasnya kemajuan dan kecanggihan teknologi komputer yang berkembang dalam masyarakat.
Para anggota organisasi atau aktor-aktor yang ada dalam organisasi juga merupakan pihak yang dipandang paling merasakan adanya pengaruh perubahan organisasi. Perubahan organisasi telah membawa perubahan pada sikap-sikap, emosi, ketrampilan, daya pikir maupun harapan-harapan para aktor yang ada dalam organisasi. Perubahan organisasi tidak hanya akan mempengaruhi pola-pola hubungan formal maupun informal diantara para anggota organisasi, tetapi juga konfigurasi dan posisi dari kelompok-kelompok formal maupun informal dalam organisasi. Sebagai misal, perubahan nilai dalam masyarakat menunjukkan makin lemahnya etika kerja tradisional dikalangan tenaga kerja muda, pengaruh gerakan emansipasi wanita dan perjuangan hak-hak pekerja pada umumnya dapat mempengaruhi tidak saja sikap anggota organisasi namun juga kelompok, baik formal maupun informal dalam organisasi.

2.1  Jenis Perubahan Organisasi
Sangat dipahami bahwa pada kenyataannya terdapat banyak variasi dari perubahan organisasi yang disebabkan karena bekerjanya banyak faktor. Oleh sebab itu, dalam mencoba memahami tipologi perubahan organisasi yang cukup banyak variasinya itu dapat dikembangkan suatu penggolongan perubahan organisasi secara sederhana, namun dipandang akan dapat membantu dalam memahami perubahan organisasi.
a.       Perubahan internal yang direncanakan (Planned internal change)
Perubahan ini merupakan perubahan yang direncanakan dan disebabkan oleh sebab-sebab dari dalam. Disini dapat dikemukakan suatu contoh, misalnya sebuah perusahaan melakukan pengambil alihan pemilikan atau akusisi atas perusahaan lain. Permasalahan ini merupakan permasalah yang berkaitan dengan bagaimana melakukan perencanaan untuk melakukan perubahan organisasi perusahaan, agar perusahaan itu dapat berjalan baik, dan dapat mengakomodasi persoalan yang ada, yang berkaitan dengan perusahaan baru yang diakusisi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masalah yang menimbulkan perubahan adalah sebab internal, yaitu dilakukannya penyesuaian aktifitas organisasi dalam rangka akusisi suatu perusahaan lain, dan permasalahan lainnya adalah bahwa mengambil keputusan untuk mengakusisi itu adalah sesuatu yang telah direncanakan akan mengakibatkan terjadinya perubahan organisasi.
b.      Perubahan eksternal yang direncanakan (Planned external change)
Disini dapat dikemukakan suatu contoh misalnya pengenalan teknologi baru dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam produksi suatu barang. Teknologi merupakan sesuatu yang berasal dari luar organisasi, yang jika diperkenalkan dan diterapkan akan menjadi sebab terjadinya perubahan dalam organisasi. Tidak disangkal lagi bahwa teknologi yang lebih maju akan merubah proses produksi dalam perusahaan itu, maupun beroperasinya perusahaan itu secara keseluruhan. Namun demikian, diperkenalkan dan diterapkannya teknologi baru dalam perusahaan itu bukanlah sesuatu yang tidak dapat dipertimbangkan sebelumnya. Ini berarti bahwa proses pengambilan keputusan untuk memperkenalkan dan menerapkan teknologi baru dapat direncanakan sebelumnya.

c.       Perubahan internal yang tidak direncanakan (Unplanned internal change)
Perubahan organisasi bukanlah sesuatu yang selalu dapat direncanakan sebelumnya. Tidak jarang pula perubahan yang disebabkan oleh sebab-sebab dari dalam organisasi, merupakan hal yang dapat diperkirakan dan direncanakan sebelumnya. Tidak semua dorongan perubahan yang berasal dari dalam organisasi dapat diperkirakan sebelumnya, namun organisasi dituntut untuk responsif terhadap perubahan yang tidak direncanakan sebelumnya ini. Perubahan yang demikian merupakan perubahan yang tidak direncanakan dan disebabkan oleh sebab-sebab dari dalam organisasi.
d.      Perubahan eksternal yang tidak direncanakan (Unplanned external change)
Terhadap banyak sebab yang berasal dari luar organisasi, tidak semuanya dapat dikendalikan atau dikontrol oleh suatu perencanaan dan perkiraan di dalam organisasi. Akan tetapi salah satu karakteristik organisasi yang paling mendasar adalah kemampuannya untuk senantiasa merespon perubahan yang disebabkan oleh sebab-sebab yang berasal dari luar, dimana organisasi hanya memiliki kontrol yang lemah atau bahkan sama sekali tidak dapat mengontrol sebab-sebab dari luar ini. Ini merupakan suatu bentuk perubahan organisasi yang disebabkan oleh sebab-sebab dari luar organisasi, yang tidak dapat diperkirakan dan direncanakan sebelumnya. Pada umumnya, organisasi yang mampu melakukan perubahan sebagai suatu respon atas sebab-sebab dari luar ini cenderung mampu menjaga kelangsungan hidupnya.

JENIS PERUBAHAN (Kotter, 1997)
1.      Restrukturisasi (restructuration)
Biasanya dilakukan ketika struktur organisasi dianggap tidak memadai lagi (dalam arti, tidak efektif dan efisien) untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan organisasi.
Dilakukan dengan cara:
Unifikasi: penggabungan beberapa unit kerja.
Deorganisasi: penghapusan satuan organisasi.
Revitalisasi: memberdayakan organisasi
2.      Rekayasa ulang (reengineering)
Perubahan pada sistem-sistem kerja organisasi (misalnya sistem produksi, sistem pasokan input, sistem pemasaran, sistem komunikasi, dan lain-lain).
Tujuannya adalah membangun keterkaitan yang lebih efektif dan efisien di antara sistem-sistem tersebut.
3.      Penyusunan Strategi kembali (turn around)
Dilakukan ketika posisi strategis organisasi sudah tidak sesuai lagi dengan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran organisasi. Ini bisa berlaku pada level strategi korporasi atau strategi bisnis. Jadi, di sini strategi organisasi harus disusun ulang.
4.      Akuisisi (acquisition)
Pengambil-alihan suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Dalam hal ini bisnis yang dikelola oleh perusahaan yang diakuisisi biasanya diintegrasikan kepada perusahaan yang mengakuisisi.
Perlu perubahan organisasi, baik pada sisi perusahaan yang diakuisisi maupun perusahaan yang mengakuisisi.
Bentuk lain akuisisi adalah merjer, yakni penggabungan dua perusahaan (biasanya bergerak pada bisnis yang sama) untuk mendapatkan keuntungan-keuntunga tertentu.
5.      Perampingan (downsizing)
Perampingan adalah upaya-upaya mengurangi ukuran organisasi, sedemikian rupa sehingga dapat lebih efisien. Ini bisa dilakukan dengan menutup unit-unit yang dianggap tidak esensial atau tidak menguntungkan.
6.      Program-program Kualitas (quality programs)
Biasanya dilakukan untuk memperbaiki mutu produk atau jasa yang dihasilkan suatu organisasi.
7.      Pembaharuan kultur organisasi (organizational culture’s renewal)
Upaya-upaya untuk mengubah nilai-nilai dan norma-norma di dalam organisasi. Ini dilakukan ketika budaya organisasi dipandang sudah tidak cocok lagi dengan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran organisasi, sehingga perlu dikembangkan suatu budaya baru.
2.2 Kondisi Lingkungan dan Perubahan Organisasi
Semua organisasi tidak berada di ruang hampa, tetapi berada dalam suatu lingkungan yang memberi kepada semua organisasi itu peluang dan sekaligus juga ancaman bagi kelangsungan hidupnya. Ketergantungan semua organisasi pada lingkungan ini ditandai oleh adanya pengaruh dari kekuatan-kekuatan lingkungan yang mempengaruhi kehidupan organisasi.
Secara garis besar, kekuatan-kekuatan lingkungan ini dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu yang bersifat umum (general) dan yang bersifat khusus (specific). Kekuatan lingkungan yang bersifat umum (general) mempengaruhi semua organisasi yang ada dalam masyarakat, antara lain yang berupa sistem teknologi, sistem pasar, kondisi angkatan kerja, sistem nilai dan budaya masyarakat, sistem politik, sistem pemerintahan dan sebaginya. Kekuatan lingkungan yang bersifat khusus (specific) memiliki pengaruh yang tidak sama pada setiap organisasi, meskipun dapat juga beberapa organisasi berhadapan dengan kekuatan lingkungan khusus. Sebagai misal, suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi suatu barang selain menghadapi kekuatan lingkungan yang umum, juga berhadapan dengan kekuatan lingkungan yang khusus, .misalnya menghadapi persaingan dengan perusahaan yang memiliki produk dan pasar yang sama, menghadapi penyedia (suppliers) bahan baku yang sama, memperebutkan bahan baku yang sama dan pengaturan kebijakan yang khusus terhadap produk yang dihasilkan dan sebagainya. Oleh karena sifatnya yang khusus ini, tiap-tiap organisasi memiliki pengalaman yang berbeda beda ketika merespon pengaruh lingkungan terhadap organisasi tersebut.

2.3  Studi Kasus
Restrukturisasi Garuda Indonesia
Sebelum namanya menjadi sepopuler sekarang, maskapai penerbangan milik pemerintah ini juga pernah mengalami keterpurukan. Garuda Indonesia pernah nyaris bangkrut karena memiliki utang yang menumpuk. Pada tahun 2004, tercatat bahwa maskapai penerbangan ini mengalami kerugian hingga 800 miliar rupiah dan hutang yang berjumlah 868 juta dolar Amerika. Ditambah lagi performa kerja yang kurang baik dengan banyaknya keterlambatan yang dilakukannya sehingga membuat maskapai ini mendapat reputasi yang buruk tak hanya di mata pelanggan, tapi juga dunia internasional.
Pada tahun 2005, Garuda merekrut Direktur Utama yang baru, Emirsyah Satar. Di tahun inilah gebrakan-gebrakan mulai dilakukan oleh Garuda. Langkah pertama yang dilakukannya adalah restrukturisasi. Restrukturisasi dilakukan secara menyeluruh pada seluruh sektor perusahaan, salah satunya dalam bidang manajemen.Sebelumnya, sistem manajemennya adalah 1:3,4, yang artinya satu manajemen membawahi 3,4 orang staf. Setelah restrukturisasi, sistem ini berubah menjadi 1:7, yang mana satu manajemen memimpin tujuh orang staf. Hal ini bertujuan agar info yang ada di lapangan bisa tersalurkan secara langsung.
Selain mengubah sistem manajemen, pemangkasan lapisan organisasi juga dilakukan. Hal ini dilakukan karena lapisan struktur perusahaan dinilai terlalu banyak sehingga menyebabkan proses komunikasi lambat dan birokrasi yang berbelit-belit. Dengan memangkas beberapa lapisan organisasi, komunikasi bisa menjadi lebih cepat dan proses birokrasi dapat dilakukan dengan efisien.
Adanya perubahan sistem manajemen sehingga perusahaan dapat melihat secara langsung apa yang terjadi di lapangan, membuat performa kinerja Garuda Indonesia meningkat. Hal ini ikut dirasakan oleh para penumpangnya. Garuda Indonesia yang semula sering mengalami keterlambatan kini sudah tidak lagi. Pada tahun 2007, OTP (On Time Performance) atau rasio ketepatan waktu penerbangan Garuda berada di bawah angka 70%, namun saat ini angka OTP sudah berada di atas 90%. Peningkatan performa kinerja ini membuat Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan The World’s Most Improved Airlines dari SkyTrax.
Tak hanya OTP, Garuda juga kembali mendapat kepercayaan para pelanggannya sehingga lama kelamaan pun pelanggannya juga semakin meningkat. Jumlah pelanggan yang meningkat diiringi dengan permintaan penerbangan yang tinggi pula, membuat Garuda pun semakin melebarkan sayapnya hingga ke Amsterdam dan juga menambah jumlah penerbangan hingga 311 setiap harinya.
Keberhasilan Garuda Indonesia dalam membuktikan pada dunia bahwa ia mampu bangkit dari keterpurukan hingga berada pada kondisi yang sekarang ini membuatnya dianugerahi penghargaan Airlines Turnaround of The Year oleh Centre for Asia Pacific.


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Organisasi adalah tempat berkumpulnya sekelompok manusia dengan visi dan misi yang sama, utuk mencapai sebuah tujuan besar.  Maka dari itu untuk mencapai tujuannya sebuah organisasi harulsah melakuan sebuah perubahan dan perkembangan ke arah yang positif untuk menghadapi segala tantangan yang ada, agar organisasi tersebut dapat membawa seluruh anggotanya dalam memnggapai tujuan yang diinginkan.  Dan jika dalam perbuahan yang dibuat malah membuat sebuah oraganisasi mengalai kemunduran dan membuat anggotanya jauh dari tujuannya, maka haruslah dibuat sebuah perubahan dan perkembangan baru agar organiasi tersebut tetap dapat membawa seluruh anggotanya menggapai tujuannya, selain itu agar organisasi tersebut dapat menghadapi segala tantangan yang ada.
3.2  Saran
Setelah Anda membaca makalah ini, diharapkan bahwa Anda dapatmemahami hal-hal apa saja yang berhubungan dengan Perubahan dan Pengembangan Organisasi yang telah Kami bahas pada makalah ini. Kami juga berharap agarmakalah ini bisa bermanfaat bagi Anda semua yang telah membacanya serta dapatmenerapkan hal positif yang terkandung dalam makalah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar