BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Saat seseorang memiliki sebuah visi dan misi yang sama
maka mereka akan membuat suatu perkumpulan, dan jika perkumpulan tersebut
semakin besar dan berkembang maka akan menjadi suatu organisasi, maka dengan
kata lain organisasi adalah wadah bagi orang-orang yang memiliki visi, misi,
dan tujuan yang sama sehingga mereka saling bekerjasama untuk mencapai tujuan
tersebut.
Dunia
saat ini terus berkembang kearah yang tidak dapat dipastikan, maka dengan
adanya sebuah organisasi seseorang dapat bertahan dalam arus perkembangan dan
perubahan dunia, karena hanya orang-orang terpilihlah yang akan bertahan dari
pergolakan dunia. Begitu pula sebuah organisasi, organisasi suatu
saat akan mengalami perkembangan dan perubahan seiring berjalannya
waktu. Perubahan organisasi didasarkan untuk mengikuti perubahan dan
perkembangan zaman, agar organisasi tersebut dapat bertahan dan dapat menjadi
tempat orang-orang yang berjuang bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Kemampuan
organisasi untuk berkembang ditentukan oleh kemampuan organisasi dalam
menciptakan perubahan. Kemampuan organisasi untuk berubah ditentukan oleh
seberapa orang-orang dalam organisasi tersebut dalam melakukan sebuah
perubahan. Maka jika sebuah organisasi memiliki orang-orang yang
berkemauan keras dan semangat yang tinggi maka organisasi tersebut akan bisa
melakukan sebuah perubahan ke arah yang positif, sekaligus untuk menghadapi
arus perubahan zaman yang begitu kuat.
1.2 Tujuan
1. Memenuhi
tugas Mata Kuliah: Perilaku Keorganisasian yang diberikan oleh Dosen ibu Ummu
Kalsum sebagai pelengkap nilai kami.
2. Sebagai
penambah pengetahuan tentang perubahan organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.
Pengertian
Perubahan Organisasi
Meskipun
telah diungkapkan berabad lamanya, pernyataan dari Heraclitus, "tidak ada
sesuatu yang tetap atau permanen, kecuali perubahan itu sendiri",
pernyataan ini dirasakan tidak pernah usang. Memang semua selalu berubah, tidak
ada yang tetap kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan secara sederhana dapat
diartikan sebagai "sesuatu yang berbeda dari sebelumnya". Dalam
pengertian ini berarti ada sesuatu yang berganti, bergeser, atau berubah
sejalan dengan berputarnya waktu.
Masyarakat
senantiasa mengalami perubahan dalam segala aspeknya. Organisasi sebagai
komponen dari masyarakat, juga tidak luput dari proses perubahan ini. Perubahan
organisasi merupakan fenomena yang senantiasa terjadi sebagaimana masyarakat
yang selalu mengalami perubahan. Perubahan organisasi dapat dipandang sebagai
suatu variasi dari cara-cara yang telah mapan, yang selama ini berlangsung
dalam organisasi dan selama ini dipergunakan dan ditaati oleh anggota
organisasi dalam melakukan aktifitasnya dalam organisasi. Dengan kata lain, perubahan
organisasi merupakan sesuatu yang berbeda dari apa yang selama ini ada dan
telah berlaku dalam organisasi.
Kelompok yang ada dalam organisasi
juga memainkan peran penting dalam merespon perubahan organisasi. Peran
kelompok-kelompok dalam organisasi dapat berbeda-beda, misalnya,
kelompok-kelompok dapat dipergunakan sebagai media perubahan (medium of
change), kelompok-kelompok sebagai sasaran perubahan (target of change) dan
kelompok-kelompok sebagai agen perubahan (agent of change). Ini semua menunjukkan
bahwa kelompok-kelompok dalam organisasi memiliki peran penting dalam perubahan
organisasi. Jika makin banyak pihak, baik individu anggota organisasi maupun
kelompok-kelompok dalam organisasi, yang terkena dampak perubahan, maka secara
keseluruhan, organisasi juga akan mengalami perubahan.
Sudah barang tentu respon terhadap
perubahan itu akan berbeda-beda. Jika perubahan dirasakan memberikan kemudahan
dan keuntungan maka perubahan itu akan cepat diterima, atau jika perubahan itu
tidak secara langsung memiliki konsekuensi tertentu maka respon tidak akan
diberikan, sebaliknya jika perubahan itu secara langsung merugikan, maka
pihak-pihak yang dirugikan itu akan berupaya menolak atau jika mungkin
melakukan perlawanan terhadap perubahan itu. Perbedaan respon atau reaksi
terhadap perubahan dalam organisasi ini tidak didasarkan pada kenyataan atau
fakta yang ada, tetapi lebih banyak ditentukan oleh persepsi yang dimiliki oleh
para anggota dalam organisasi. Jadi dalam hal ini, apa akibat yang diterima
sebagai dampak dari perubahan, adalah ditentukan oleh bagaimana para anggota
organisasi itu melihat dan memaknai situasinya. Suatu perubahan yang berhasil
merupakan perubahan yang memiliki kekuatan lebih besar untuk mengatasi
penolakan dan perlawanan terhadap perubahan itu.
Perubahan-perubahan organisasi
dapat terjadi pada tingkat individu, kelompok maupun bagi organisasi secara
keseluruhan. Perubahan ini dapat berupa perubahan pengetahuan (knowledge
change), perubahan sikap (attitudinal change) maupun perubahan pada tingkat
kelompok atau organisasi (group or organizational change). Meskipun dapat
dibedakan satu sama lain, namun perubahan-perubahan ini pada dasarnya saling
berkaitan dan saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain.
Perubahan
pengetahuan merupakan perubahan yang paling mudah terjadi dalam organisasi. lni
antara lain terjadi melalui bertambahnya pengetahuan dan wawasan para anggota
dalam suatu organisasi. Cara bagaimana pengetahuan ini berubah antara lain
dengan membaca informasi (buku, data, dan sebagainya), maupun hanya dengan
mendengar mengenai suatu informasi dari pihak lain yang mampu memberikan
informasi baru.
Perubahan
sikap merupakan perubahan yang lebih sukar dan lebih mendasar dibandingkan
dengan perubahan pengetahuan. Struktur pengetahuan seseorang pada dasarnya
berbeda dari struktur sikapnya. Pengetahuan seseorang bisa saja bertambah luas
dan mendalam, namun sikapnya tidak selalu mengikuti perubahan pengetahuan ini.
Hal ini disebabkan karena perubahan sikap menyangkut aspek emosi yang berubah,
yang bisa sejalan dengan perubahan pengetahuan itu atau bisa pula sebaliknya.
Perubahan perilaku seseorang secara individual jauh lebih sukar lagi
dibandingkan perubahan pengetahuan dan perubahan sikap. Hal ini berkaitan
dengan kenyataan bahwa perilaku seseorang secara individual tidak selalu
sejalan dengan pengetahuan dan sikapnya.
Sebagaimana
perubahan perilaku seseorang secara individual yang merupakan perubahan yang
tidak mudah, perubahan perilaku kelompok jauh lebih sukar dan lebih rumit
(complicated). Perubahan perilaku kelompok dan pada akhirnya perubahan
organisasi akan berkaitan erat dengan perubahan norma-norma,
kebiasaan-kebiasaan, dan secara keseluruhan "budaya" yang ada dalam
organisasi itu akan berubah, dimana perubahan semacam ini merupakan perubahan
yang sangat memerlukan banyak waktu.
Terdapat
banyak cara bagaimana suatu organisasi mengalami perubahan. Adalah sangat tidak
mungkin untuk menyebut berapa banyak cara suatu perubahan organisasi dapat
terjadi. Namun yang pasti bahwa pada umumnya, ketika suatu perubahan terjadi
maka pengaruhnya akan segera dialami tidak saja oleh bagian yang terkena secara
langsung oleh perubahan itu, tetapi juga bagian lain yang berkaitan dengan
bagian yang secara langsung terkena perubahan itu.
Adanya
bermacam-macam cara dari perubahan organisasi, pada gilirannya akan
menghasilkan masalah di dalam organisasi maupun terhadap lingkungan organisasi
yang bermacam-macam pula. Sebagaimana tidak mungkinnya menghitung bagaimana
cara perubahan organisasi terjadi, adalah tidak mungkin pula untuk menghitung
banyaknya masalah yang timbul sejalan dengan adanya perubahan organisasi ini,
demikian juga tidak mungkin dapat memperhitungkan kemungkinan reaksi yang
muncul dalam merespon perubahan ini. Dapat saja satu perubahan akan mendapatkan
reaksi tunggal, tetapi pada umumnya reaksi yang muncul merupakan reaksi yang
beraneka ragam dari banyak anggota organisasi yang mengalami perubahan itu.
Pada
setiap organisasi pada dasarnya selalu menghadapi suatu dilema yang berkaitan
dengan perubahan organisasi ini. Pada satu sisi, organisasi memiliki tuntutan
untuk selalu berubah agar dapat menjaga kemampuannya dalam berkompetisi dengan
organisasi lain dalam persaingan yang makin ketat, juga dalam menerapkan teknologi
dan metode yang lebih efektif dan efisien, serta dalam menjaga keseimbangan
yang harmonis dengan lingkungannya. Disisi yang lain, organisasi juga bertahan
terhadap perubahan atas dasar tuntutan menjaga stabilitas dan
kepastian-kepastian yang dimilikinya, Hal ini nampak misalnya organisasi harus
dapat menjaga kestabilan hasil (output), dapat direncana pengeluaran dan
pemasukannya maupun menjaga integritas finansialnya. Disini organisasi
mengalami dilema, bagaimana organisasi dapat mewujudkan tuntutan untuk selalu
mengalami perubahan, tanpa harus mengganggu aktifitas operasional yang telah,
sedang dan akan dilakukan.
Perubahan organisasi dapat terjadi
sebagai akibat dari sebab dari dalam maupun sebab dari luar organisasi.
Perubahan dari dalam organisasi itu terjadi, misalnya suatu kumpulan jemaat
suatu gereja atau jamaah suatu masjid, mulamula berbentuk suatu kelompok kecil
yang informal sifatnya dan memiliki aktifitas yang terbatas. Makin lama
kegiatannya makin besar, jumlah orang yang terlibat di dalamnya makin besar
maka dengan sendirinya organisasi itu akan mengalami perkembangan. Hal yang
demikian dapat terjadi pada setiap organisasi pada semua bidang kehidupan.
Dengan melihat organisasi sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat komponen-komponen
yang saling berhubungan satu sama lain, maka perubahan pada salah satu komponen
akan membawa pengaruh pada komponen lain dalam organisasi itu. Sebagai
akibatnya, organisasi itu akan mengalami perubahan karena adanya perubahan yang
terjadi pada salah satu komponennya dan perubahan pada suatu komponen itu
berpengaruh pula terhadap komponen lainnya sehingga secara keseluruhan sistem
dari komponen-komponen yang saling berhubungan itu mengalami perubahan.
Perubahan
organisasi dapat pula terjadi karena adanya pengaruh dari luar atau dari
lingkungan dimana organisasi itu berada. Suatu perusahaan yang memproduksi
kosmetika misalnya, akan melakukan perubahan organisasi jika misalnya, pangsa
pasar-nya mengalami perubahan. Jadi perubahan organisasi dapat terjadi sebagai
akibat dari berbagai sebab, baik sebab dari dalam organisasi itu sendiri maupun
sebab dari lingkungan dimana organisasi itu berada. Dengan demikian perubahan
yang terjadi pada lingkungan dimana pengaruhnya terhadap organisasi maupun komponen-komponen
dari organisasi sangat berarti, maka perubahan akan terjadi sebagai akibat dari
pengaruh perubahan yang berasal dari lingkungan di luar organisasi ini. Oleh
karena antara organisasi dengan lingkungannya terdapat hubungan timbal balik
maka dapat dipahami perubahan pada organisasi maupun perubahan pada lingkungan
akan terjadi saling pengaruh secara timbal balik diantara keduanya.
Perubahan organisasi akan memiliki
pengaruh terhadap aktifitas organisasi, struktur organisasi, teknologi
(peralatan) dan anggota (aktor) dalam organisasi. Pengaruh perubahan terhadap
aktifitas organisasi, struktur organisasi, teknologi yang ada dalam organisasi
maupun para anggota atau aktor dalam organisasi ini dapat bersumber dari sebab
internal maupun sebab eksternal dari organisasi.
Perubahan
yang bersumber baik dari dalam maupun dari luar organisasi memiliki pengaruh
terhadap perubahan aktifitas organisasi. Sebagai contohnya, suatu perusahaan
yang bergerak dalam bidang produksi suatu produk, akan mengalami perubahan
aktifitas sejalan dengan perkembangan perusahaan tersebut yang makin besar,
tetapi aktifitasnya juga dapat berubah karena pangsa pasarnya berubah.
Perusahaan yang berkembang makin besar jelas memiliki aktifitas yang berbeda
dengan situasi dimana perusahaan itu belum mengalami perkembangan. Demikian
pula pergeseran pangsa pasar misalnya, sebagai sebab dari luar, akan
berpengaruh terhadap aktifitas perusahaan tersebut.
Perubahan
organisasi juga dapat berakibat pada perubahan struktur organisasi, misalnya dengan
terjadinya perluasan, baik vertikal maupun horisontal, perubahan lingkup
pengawasan dan tanggung jawab dan sebagainya. Perubahan organisasi yang
menuntut terjadinya perubahan struktur secara horisontal tidak saja berakibat
perlunya penambahan tenaga kerja, tetapi juga perubahan pada pembagian kerja,
koordinasi, integrasi dan sebagainya, yang secara jelas menunjukkan terjadinya
perubahan struktur organisasi. Demnikian pula perluasan vertikal juga membawa
perubahan pada perubahan rantai perintah, pendelegasian wewenang, tanggung
jawab dan sebaginya. Perubahan struktur organisasi akan sangat nampak jelas
jika perubahan organisasi itu mengharuskan terjadinya perluasan, baik vertikal
maupun horisontal.
Perubahan
organisasi juga berpengaruh terhadap teknologi atau peralatan yang ada dalam
organisasi. Sebagai misal, berkembang pesatnya kemajuan dalam bidang komputer
akan sangat berpengaruh terhadap proses pengolahan data dalam organisasi,
khususnya dalam proses pengambilan keputusan. Teknologi dalam organisasi segera
akan dirasakan "kuno" jika dibandingkan dengan derasnya kemajuan dan
kecanggihan teknologi komputer yang berkembang dalam masyarakat.
Para
anggota organisasi atau aktor-aktor yang ada dalam organisasi juga merupakan
pihak yang dipandang paling merasakan adanya pengaruh perubahan organisasi.
Perubahan organisasi telah membawa perubahan pada sikap-sikap, emosi,
ketrampilan, daya pikir maupun harapan-harapan para aktor yang ada dalam
organisasi. Perubahan organisasi tidak hanya akan mempengaruhi pola-pola
hubungan formal maupun informal diantara para anggota organisasi, tetapi juga
konfigurasi dan posisi dari kelompok-kelompok formal maupun informal dalam
organisasi. Sebagai misal, perubahan nilai dalam masyarakat menunjukkan makin
lemahnya etika kerja tradisional dikalangan tenaga kerja muda, pengaruh gerakan
emansipasi wanita dan perjuangan hak-hak pekerja pada umumnya dapat
mempengaruhi tidak saja sikap anggota organisasi namun juga kelompok, baik
formal maupun informal dalam organisasi.
2.1
Jenis
Perubahan Organisasi
Sangat
dipahami bahwa pada kenyataannya terdapat banyak variasi dari perubahan
organisasi yang disebabkan karena bekerjanya banyak faktor. Oleh sebab itu,
dalam mencoba memahami tipologi perubahan organisasi yang cukup banyak
variasinya itu dapat dikembangkan suatu penggolongan perubahan organisasi
secara sederhana, namun dipandang akan dapat membantu dalam memahami perubahan
organisasi.
a.
Perubahan internal yang direncanakan (Planned internal change)
Perubahan
ini merupakan perubahan yang direncanakan dan disebabkan oleh sebab-sebab dari
dalam. Disini dapat dikemukakan suatu contoh, misalnya sebuah perusahaan
melakukan pengambil alihan pemilikan atau akusisi atas perusahaan lain.
Permasalahan ini merupakan permasalah yang berkaitan dengan bagaimana melakukan
perencanaan untuk melakukan perubahan organisasi perusahaan, agar perusahaan
itu dapat berjalan baik, dan dapat mengakomodasi persoalan yang ada, yang
berkaitan dengan perusahaan baru yang diakusisi tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa masalah yang menimbulkan perubahan adalah sebab internal, yaitu
dilakukannya penyesuaian aktifitas organisasi dalam rangka akusisi suatu
perusahaan lain, dan permasalahan lainnya adalah bahwa mengambil keputusan
untuk mengakusisi itu adalah sesuatu yang telah direncanakan akan mengakibatkan
terjadinya perubahan organisasi.
b. Perubahan
eksternal yang direncanakan (Planned
external change)
Disini
dapat dikemukakan suatu contoh misalnya pengenalan teknologi baru dalam suatu perusahaan
yang bergerak dalam produksi suatu barang. Teknologi merupakan sesuatu yang
berasal dari luar organisasi, yang jika diperkenalkan dan diterapkan akan
menjadi sebab terjadinya perubahan dalam organisasi. Tidak disangkal lagi bahwa
teknologi yang lebih maju akan merubah proses produksi dalam perusahaan itu,
maupun beroperasinya perusahaan itu secara keseluruhan. Namun demikian,
diperkenalkan dan diterapkannya teknologi baru dalam perusahaan itu bukanlah
sesuatu yang tidak dapat dipertimbangkan sebelumnya. Ini berarti bahwa proses
pengambilan keputusan untuk memperkenalkan
dan menerapkan teknologi baru dapat direncanakan sebelumnya.
c. Perubahan
internal yang tidak direncanakan (Unplanned
internal change)
Perubahan
organisasi bukanlah sesuatu yang selalu dapat direncanakan sebelumnya. Tidak
jarang pula perubahan yang disebabkan oleh sebab-sebab dari dalam organisasi,
merupakan hal yang dapat diperkirakan dan direncanakan sebelumnya. Tidak semua
dorongan perubahan yang berasal dari dalam organisasi dapat diperkirakan
sebelumnya, namun organisasi dituntut untuk responsif terhadap perubahan yang
tidak direncanakan sebelumnya ini. Perubahan yang demikian merupakan perubahan
yang tidak direncanakan dan disebabkan oleh sebab-sebab dari dalam organisasi.
d. Perubahan
eksternal yang tidak direncanakan (Unplanned
external change)
Terhadap
banyak sebab yang berasal dari luar organisasi, tidak semuanya dapat
dikendalikan atau dikontrol oleh suatu perencanaan dan perkiraan di dalam
organisasi. Akan tetapi salah satu karakteristik organisasi yang paling
mendasar adalah kemampuannya untuk senantiasa merespon perubahan yang
disebabkan oleh sebab-sebab yang berasal dari luar, dimana organisasi hanya
memiliki kontrol yang lemah atau bahkan sama sekali tidak dapat mengontrol
sebab-sebab dari luar ini. Ini merupakan suatu bentuk perubahan organisasi yang
disebabkan oleh sebab-sebab dari luar organisasi, yang tidak dapat diperkirakan
dan direncanakan sebelumnya. Pada umumnya, organisasi yang mampu melakukan
perubahan sebagai suatu respon atas sebab-sebab dari luar ini cenderung mampu
menjaga kelangsungan hidupnya.
JENIS
PERUBAHAN (Kotter, 1997)
1. Restrukturisasi
(restructuration)
Biasanya
dilakukan ketika struktur organisasi dianggap tidak memadai lagi (dalam arti,
tidak efektif dan efisien) untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan
organisasi.
Dilakukan
dengan cara:
Unifikasi:
penggabungan beberapa unit kerja.
Deorganisasi:
penghapusan satuan organisasi.
Revitalisasi:
memberdayakan organisasi
2. Rekayasa
ulang (reengineering)
Perubahan
pada sistem-sistem kerja organisasi (misalnya sistem produksi, sistem pasokan
input, sistem pemasaran, sistem komunikasi, dan lain-lain).
Tujuannya
adalah membangun keterkaitan yang lebih efektif dan efisien di antara
sistem-sistem tersebut.
3. Penyusunan
Strategi kembali (turn around)
Dilakukan
ketika posisi strategis organisasi sudah tidak sesuai lagi dengan tujuan-tujuan
dan sasaran-sasaran organisasi. Ini bisa berlaku pada level strategi korporasi
atau strategi bisnis. Jadi, di sini strategi organisasi harus disusun ulang.
4. Akuisisi
(acquisition)
Pengambil-alihan
suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Dalam hal ini bisnis yang dikelola oleh
perusahaan yang diakuisisi biasanya diintegrasikan kepada perusahaan yang
mengakuisisi.
Perlu
perubahan organisasi, baik pada sisi perusahaan yang diakuisisi maupun
perusahaan yang mengakuisisi.
Bentuk
lain akuisisi adalah merjer, yakni penggabungan dua perusahaan (biasanya
bergerak pada bisnis yang sama) untuk mendapatkan keuntungan-keuntunga tertentu.
5. Perampingan
(downsizing)
Perampingan adalah
upaya-upaya mengurangi ukuran organisasi, sedemikian rupa sehingga dapat lebih
efisien. Ini bisa dilakukan dengan menutup unit-unit yang dianggap tidak
esensial atau tidak menguntungkan.
6. Program-program
Kualitas (quality programs)
Biasanya
dilakukan untuk memperbaiki mutu produk atau jasa yang dihasilkan suatu
organisasi.
7. Pembaharuan
kultur organisasi (organizational culture’s renewal)
Upaya-upaya
untuk mengubah nilai-nilai dan norma-norma di dalam organisasi. Ini dilakukan
ketika budaya organisasi dipandang sudah tidak cocok lagi dengan tujuan-tujuan
dan sasaran-sasaran organisasi, sehingga perlu dikembangkan suatu budaya baru.
2.2 Kondisi Lingkungan
dan Perubahan Organisasi
Semua organisasi tidak
berada di ruang hampa, tetapi berada dalam suatu lingkungan yang memberi kepada
semua organisasi itu peluang dan sekaligus juga ancaman bagi kelangsungan
hidupnya. Ketergantungan semua organisasi pada lingkungan ini ditandai oleh
adanya pengaruh dari kekuatan-kekuatan lingkungan yang mempengaruhi kehidupan
organisasi.
Secara garis besar,
kekuatan-kekuatan lingkungan ini dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu
yang bersifat umum (general) dan yang bersifat khusus (specific). Kekuatan
lingkungan yang bersifat umum (general) mempengaruhi semua organisasi yang ada
dalam masyarakat, antara lain yang berupa sistem teknologi, sistem pasar,
kondisi angkatan kerja, sistem nilai dan budaya masyarakat, sistem politik,
sistem pemerintahan dan sebaginya. Kekuatan lingkungan yang bersifat khusus
(specific) memiliki pengaruh yang tidak sama pada setiap organisasi, meskipun
dapat juga beberapa organisasi berhadapan dengan kekuatan lingkungan khusus.
Sebagai misal, suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi suatu barang
selain menghadapi kekuatan lingkungan yang umum, juga berhadapan dengan
kekuatan lingkungan yang khusus, .misalnya menghadapi persaingan dengan perusahaan
yang memiliki produk dan pasar yang sama, menghadapi penyedia (suppliers) bahan
baku yang sama, memperebutkan bahan baku yang sama dan pengaturan kebijakan
yang khusus terhadap produk yang dihasilkan dan sebagainya. Oleh karena
sifatnya yang khusus ini, tiap-tiap organisasi memiliki pengalaman yang berbeda
beda ketika merespon pengaruh lingkungan terhadap organisasi tersebut.
2.3
Studi Kasus
Restrukturisasi
Garuda Indonesia
Sebelum namanya menjadi sepopuler sekarang,
maskapai penerbangan milik pemerintah ini juga pernah mengalami keterpurukan. Garuda
Indonesia pernah nyaris bangkrut karena memiliki utang yang menumpuk. Pada
tahun 2004, tercatat bahwa maskapai penerbangan ini mengalami kerugian hingga
800 miliar rupiah dan hutang yang
berjumlah 868 juta dolar Amerika. Ditambah lagi performa kerja yang kurang baik
dengan banyaknya keterlambatan yang dilakukannya sehingga membuat maskapai ini
mendapat reputasi yang buruk tak hanya di mata pelanggan, tapi juga dunia
internasional.
Pada
tahun 2005, Garuda merekrut Direktur Utama yang baru, Emirsyah Satar. Di tahun
inilah gebrakan-gebrakan mulai dilakukan oleh Garuda. Langkah pertama yang
dilakukannya adalah restrukturisasi. Restrukturisasi dilakukan
secara menyeluruh pada seluruh sektor perusahaan, salah satunya dalam bidang
manajemen.Sebelumnya, sistem manajemennya adalah 1:3,4, yang artinya satu
manajemen membawahi 3,4 orang staf. Setelah restrukturisasi, sistem ini berubah
menjadi 1:7, yang mana satu manajemen memimpin tujuh orang staf. Hal
ini bertujuan agar info yang ada di lapangan bisa tersalurkan secara langsung.
Selain
mengubah sistem manajemen, pemangkasan lapisan organisasi juga
dilakukan. Hal ini dilakukan karena lapisan struktur perusahaan
dinilai terlalu banyak sehingga menyebabkan proses komunikasi lambat dan birokrasi yang berbelit-belit. Dengan memangkas
beberapa lapisan organisasi, komunikasi bisa menjadi lebih cepat dan proses
birokrasi dapat dilakukan dengan efisien.
Adanya
perubahan sistem manajemen sehingga perusahaan dapat melihat secara langsung
apa yang terjadi di lapangan, membuat performa kinerja Garuda Indonesia
meningkat. Hal ini ikut dirasakan oleh para penumpangnya. Garuda Indonesia yang
semula sering mengalami keterlambatan kini sudah tidak lagi. Pada
tahun 2007, OTP (On Time Performance) atau
rasio ketepatan waktu penerbangan Garuda berada di bawah angka 70%, namun saat
ini angka OTP sudah berada di atas 90%. Peningkatan performa kinerja
ini membuat Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan The World’s Most
Improved Airlines dari SkyTrax.
Tak hanya OTP,
Garuda juga kembali mendapat kepercayaan para pelanggannya sehingga lama
kelamaan pun pelanggannya juga semakin meningkat. Jumlah pelanggan yang meningkat diiringi dengan
permintaan penerbangan yang tinggi pula, membuat Garuda pun semakin melebarkan
sayapnya hingga ke Amsterdam dan juga menambah jumlah penerbangan hingga 311
setiap harinya.
Keberhasilan
Garuda Indonesia dalam membuktikan pada dunia bahwa ia mampu bangkit dari
keterpurukan hingga berada pada kondisi yang sekarang ini membuatnya
dianugerahi penghargaan Airlines Turnaround of The Year oleh
Centre for Asia Pacific.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organisasi
adalah tempat berkumpulnya sekelompok manusia dengan visi dan misi yang sama,
utuk mencapai sebuah tujuan besar. Maka dari itu untuk mencapai
tujuannya sebuah organisasi harulsah melakuan sebuah perubahan dan perkembangan
ke arah yang positif untuk menghadapi segala tantangan yang ada, agar
organisasi tersebut dapat membawa seluruh anggotanya dalam memnggapai tujuan
yang diinginkan. Dan jika dalam perbuahan yang dibuat malah membuat
sebuah oraganisasi mengalai kemunduran dan membuat anggotanya jauh dari
tujuannya, maka haruslah dibuat sebuah perubahan dan perkembangan baru agar
organiasi tersebut tetap dapat membawa seluruh anggotanya menggapai tujuannya,
selain itu agar organisasi tersebut dapat menghadapi segala tantangan yang ada.
3.2 Saran
Setelah Anda membaca makalah ini, diharapkan bahwa Anda dapatmemahami hal-hal apa saja yang berhubungan dengan
Perubahan dan Pengembangan Organisasi yang telah Kami bahas pada makalah ini. Kami juga berharap agarmakalah ini bisa bermanfaat bagi Anda semua yang telah
membacanya serta dapatmenerapkan hal positif yang terkandung dalam makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar